1. Pemeliharaan Berdasarkan
Periode (Time Based Maintenance)
Pada umumnya
ada tiga jenis pemeliharaan periodik yang ada pada turbin uap yaitu :
Ø Simple Inspection atau Si ( 8.000 jam operasi)
Ø Mean Inspection atau Me ( 16.000 jam operasi)
Ø Serious Inspection atau Se ( 32.000 jam operasi)
Dalam Mean
Inspection, terdapat pekerjaan yang sama dengan Simple Inspection yang ditambah
dengan beberapa pekerjaan lain yang diperlukan, demikian juga halnya dengan
Serious Inspection akan ada pekerjaan yang sama dengan Mean Inspection yang
ditambah dengan beberapa pekerjaanlain yang harus dilakukan sesuai dengan
Maintenance Manual Book.
Serious
Inspection juga dilakukan pada tahun pertama operasi, hal ini biasanya disebut
First Year Inspection. Hal ini sangat penting dilakukan untuk mengamati
kemungkinan kerusakan yang terjadi dan juga dapat digunakan untuk mendapatkan
jaminan atau garansi dari kontraktor atau pabrik pembuat turbin uap yang
bersangkutan. First Year Inspection biasanya dilakukan oleh kontraktor atau
pabrik pembuatnya.
Siklus
inspection tersebut diatas apabila dihitung dari saat dimulainya operasi turbin
uap akan berurutan sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Berdasarkan
Kondisi (Condition Based Maintenance)
Pemeliharaan
yang waktu pelaksanaannya direncanakan sebelumnya, berdasarkan data operasi
yang dicatat dan unit diberhentikan beberapa saat sebelum sampai pada kondisi
rusak. Apabila pemberhentian mesin dilaksanakan atas hasil analisa data, maka
disebut pemeliharaan prediktif.
Pemeliharaan
berdasarkan kondisi pada umumnya dibagi dua macam yaitu :
Ø Pemeliharaan dalam keadaan
beroperasi (In Service Maintenance)
Ø Pemeliharaan dalam keadaan
tidak beroperasi (Outage Maintenance)
a. Pemeliharaan Dalam Keadaan
Beroperasi
Pemeliharaan
dalam keadaan beroperasi adalah pekerjaan yang dilakukan tanpa mengganggu
jalannya operasi turbin. Pada umumnya pekerjaan yang dilakukan adalah
pekerjaan-pekerjaan ringan seperti pembersihan, pengukuran, pengamatan dan
sebagainya pada turbin maupun peralatan bantunya.
Pemeliharaan
dalam keadaan beroperasi mencakup :
Ø Pemeliharaan Rutin
Beberapa
pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan pada saat turbin beroperasi,
diantaranya :
o Penambahan grease pada bagian yang memerlukannya
o Menambah minyak pelumas ke dalam tangki
o Membersihkan minyak pelumas melalui instalasi pemurniminyak pelumas.
o Membuang air dan lumpur melalui drain tangki minyak pelumas dan memeriksa
kondisi minyak pelumas.
o Mengencangkan baut-baut yang longgar
o Menutup atau mengurangi kebocoran pada seal katup-katup.
Ø Peralatan Stand-by
Beberapa
peralatan bantu untuk mengoperasikan turbin uap memiliki unit cadangan atau
stand-by, sehingga apabila peralatan bantu tersebut memiliki unit cadangan,maka
unit cadangan itu dapat dipelihara seperti dalam keadaan stop.
Ø Pengaman Turbin
Pemeliharaan
lengkap dari pengaman turbin beserta sistemnya dilakukan pada saat turbin tidak
beroperasi, akan tetapi untuk melihat unjuk kerja dari peralatan pengaman
tersebut, banyak pabrikan turbin membuat peralatan pengamatan yang dapat diuji
pada saat turbin bekerja dengan cara pengujian simulasi.
Pengujian
pada saat bekerja ini amat riskan, karena dapat menyebabkan turbin akan trip
apabila tidak dilakukan dengan benar dan sangat berhati-hati.
Ø Turbin Supervisory
Pengamatan
terhadap pengukuran yang didapat dari peralatan turbine supervisory haruslah
dicatat, diamati dan dievaluasi dengan tepat untuk melihat gejala kerusakan
yang terjadi dan parameter-parameter itu tidak boleh dilampaui.
Peralatan
turbin supervisory adalah alat-alat untuk mengukur eksentrisitas, getaran,
temperatur bantalan, kecepatan, posisi rotor dan pemakaian trhust bearing.
Ø Kebersihan
Dalam
pemeliharaan turbin uap, kebersihan sangat besar pengaruhnya terhadap keamanan
operasi turbin, oleh sebab itu kebersihan pada saat turbin beroperasi tidak
boleh ditinggalkan, seperti kebocoran minyak pelumas.
b. Pemeliharaan Dalam Keadaan
Tidak Beroperasi
Biasanya
pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi dapat dilakukan pada saat periodic
inspection yaitu pada simple inspection, mean inspection dan seirous
inspection.
Pada keadaan
tertentu dapat dilakukan juga pemeliharaan tak terjadwal, tetapi hal ini tidak
boleh melampaui lama waktu yang diperlukan oleh kegiatan utama dan ini hanya
dilakukan pada peralatan yang pada pengamatan sebelumnya menunjukkan adanya
kelainan.
Dalam sifat
pemeliharaan seperti ini harus memperhatikan schedule inspection yang baik
sehingga urutan satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya tanpa ada waktu yang terbuang. Schedule yang baik akan
mempercepat penyelesaian pekerjaan dan mengurangi biaya inspection.
Pemeliharaan
dalam keadaan beroperasi mencakup :
Ø Pemeliharaan Rotor Turbin
Pemeliharaan
simple inspection pada rotor turbin dilakukan tanpa harus mengangkat upper
casing. Hal ini hanya berupa pemeriksaan pada sudu turbin tingkat akhir dengan
jalan melihatnya dari bagian atas kondensor setelah menhole disisi turbin
exhaust dibuka. Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya adalah :
o Kemungkinan adanya kerak yang menempel pada sudu akhir.
o Kemungkinan terjadinya keretakan.
o Kemungkinan terjadinya gesekan.
o Kerusakan akibat benda asing.
o Korosi dan erosi.
Sedangkan
pada mean inspection dan serious inspection, seluruh bagian atas rotor
diperiksa dan diperbaiki. Pemeriksaan dilakukan dengan cara membuka upper
casing, melepas kopling, membuka bantalan dan komponen lainnya hingga rotor
dapat diangkat dan ditopang pada dudukan khusus yang disediakan. Pengangkatan
ini harus dilakukan dengan hati-hati karena sangat sempitnya clearance antara
rotor dan stator turbin.
Ø Pemeliharaan Stator Turbin
Pemeliharaan
ini dilakukan dengan terlebih dahulu membuka upper casing, kemudian angkat
rotor dengan hati-hati, lalu lakukan pekerjaan pemeliharaan, pemeriksaan dan
perbaikannya, yaitu :
o Periksa adanya kerak pada sudu tetap, bersihkan dengan sand-blast.
o Laksanakan pemeriksan pada permukaan flanges upper dan lower casing.
o Bersihkan ulir-ulir pada baut dan mur.
o Periksa bekas bocoran uap melalui celah pada flanges antara upper dan lower
casing.
o Periksa akibat korosi dan erosi pada labyrinth dan sudu-sudu.
o Periksa dan perbaiki kerusakan pada sudu-sudu tetap.
o Periksa keretakan-keretakan pada setiap bagian stator.
Setelah
pekerjaan pemeliharaan selesai, maka perakitan kembali dilakukan. Pengencangan
baut harus melihat daftar besarnya momen penguncian yang dikeluarkan pabrik.
Perlu diperhatikan juga urutan pemasangan baut terutama pada flange antara
upper dan lower casing.
Ø Pemeriksaan Bantalan
Turbin uap
memiliki dua jenis bantalan yaitu bantalan journal aksial dan bantalan aksial
(thrust bearing). Pemeriksaan dan pemeliharaan pada bantalan-bantalan ini
dilakukan baik pada Si, Me maupun Se.
Pemeriksaan
yang perlu dilakukan diantaranya :
o Pengukuran Clearance.
o Pemeriksaan bekas kontak / gesekan antara journal dengan bearing.
o Goresan-goresan pada permukaan babbit (white metal).
o Babbit yang terkelupas.
o Keretakan.
o Cacat cathodic.
Ø Pemeriksaan Labyrinth (Gland
seal)
Pada Si,
labyrinth tidak dibuka karena tidak dilakukan pemeriksaan terhadapnya, tetapi
hanya dilakukan pemeriksaan pada sistem uap perapatnya. Sedangkan pada Me dan
Se juga dilakukan pemeriksaan pada keadaan labyrinth-nya.
Ø Penyetelan Clerance Rotor dan
Stator
Jarak celah
atau clerance antara rotor turbin dan stator, terutama pada sisi tekanan tinggi
sangatlah sempit dan kemungkinan akan terjadinya gesekan antara rotor dengan
stator apabila celah ini tidak disetel dengan baik. Jarak clerance ini telah
ditetapkan oleh pabrikan dan penyetelannya harus dalam batas-batas yang
ditentukan pabrikan.
Pengukuran
dapat dilakukan dengan fuller, dial gauge, kawat timah dan alat ukur lainnya.
Ø Penyebarisan Poros
Dalam
kenyataannya posisi turbin dalam keadaan diam dan dingin, tidak lurus sama
sekali, sehingga posisi satu poros dengan poros lainnya tidak lurus/ sebaris,
misalnya poros turbin dengan poros generator, atau poros turbin tekanan tinggi
dengan poros turbin tekanan rendah. Ketidaksebarisan ini diakibatkan oleh
melengkungnya poros akibat dibebani rotor. Besarnya kelelngkungan akan
tergantung dari beban rotor dan kekakuan poros.
Dengan
demikian satu poros dengan poros lainnya sengaja tidak dibuat sebaris, akan
tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga ada ketidaksebarisan yang besarnya sudah
ditentukan oleh pabrik pembuat. Diharapkan pada saat turbin berputar dan panas,
posisi poros akan menjadi sebaris baik arah aksial maupun radial.
Dalam
pelaksanaan penyebarisan pada turbin generator tertentu harus sesuai dengan
ketentuan pabrik.
Ø Pemeliharaan Sistem Governor
Pemeliharaan
ini meliputi pemeilharaan terhadap katup uap utama, katup pengatur (governor valve)
dan intercept valve serta sistem kontrol governor dan proteksi putaran lebih
(over speed).
Hal-hal yang
dilakukan mencakup pemeriksaan, pembersihan dan perbaikan atau penggantian
komponen yang rusak.
Setelah
dilakukan pemeriksaan dan perbaikan pada katup-katup, kemudian dilakukan
penyetelan kembali yang sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Ø Pengujian pada Peralatan
Proteksi
Setelah
pekerjaan inspection selesai dilakukan, perlu adanya pengujian pada peralatan
proteksi untuk menjamin agar turbin bekerja dengan aman. Pengujian dilakukan
pada :
o Overspeed trip
o Low bearing oil pressure trip
No comments:
Post a Comment